Senin,
09 Januari 2012
Pengumuman adalah surat yang disampaikan kepada umum, sekelompok khalayak tanpa
harus diketahui siapa dan berapa jumlah pembacanya, dan siapa pun berhak
membaca, namun tidak semua pembaca itu berkepentingan (Nurjamal dan Sumirat,
2010:56). Pengumman dibuat untuk mengkomunikasikan atau menginformasikan suatu
gagasan, pikiran kepada pihak lain. Pengumuman adalah salah satu bagian dari
surat yang dibedakan berdasarkan jumlah sasarannya.
Finoza (1995: 106) berpendapat bahwa pengumuman adalah surat yang berisi
pemberitahuan kepada orang banyak yang perlu diketahui oleh siapa saja yang
berkepentingan sesuai dengan isi pengumuman itu. Pengumuan ini bersifat resmi
yang isinya menyangkut segi-segi kedinasan, baik yang dibuat oleh
instansi/organisasi maupun oleh seseorang. Pengumuman ini hampir sama dengan
surat edran yang berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi, yang
membedakannya hanyalah sasarannya, surat edaran hanya disampaikan kepada pihak
tertentu yang pantas mengetahui isinya, sedangkan pengumuman dapat diketahui
atau dibaca oleh semua orang walaupun tidak semua orang berkepentingan dngan
isi pengumuman itu.
Pengumuman biasanya dipasang di papan pengumuman, di koran, atau di
tempat-tempat umum lainnya. Dalam bahasa Bali pengumuman disebut dengan pakeling atau atur piuning. Pengumuman ini merupakan alat untuk memberitahukan
dan menginformasikan suatu kegiatan kepada orang lain. Pakeling atau atur piuning
ini sangat berguna apabila seseorang atau suatu organisasi atau instansi
memiliki suatu kegiatan, misalnya upacara adat, berniat agar kegiatan ini dapat
diketahui oleh orang banyak.
Pokok-Pokok
Pengumuman
Untuk membuat pengumuman dengan baik, pembuat pengumuman harus mengetahui
pokok-pokok pengumuman, yaitu: 1) tujuan pengumuman, 2) isi pengumuman, 3)
sasaran pengumuman, 4) media yang digunakan, 5) bahasa pengumuman, dan 6)
bentuk pengumuman.
7 Tujuan
Pengumuman
Tujuan pengumuman adalah sesuatu yang dikehendaki atau diinginkan dalam suatu
pengumuman. Pesan atau informasi yang disampaikan dalam pengumuman harus benar,
jelas, dan sesuai dengan tujuan pengumuman tersebut.
Isi
Pengumuman
Isi pengumuman memuat tentang isi dan maksud dari pengumuman itu dibuat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.
- Bagian-bagian Pengumuman
Adapun bagian-bagian yang sangat penting dalam sebuah pengumuman yang harus ada
dalam setiap pengumuman adalah (1) kepala pengumuman, (2) badan pengumuman, dan
(3) kaki pengumuman. Dijelaskan
sebagai berikut.
1) Kepala Pengumuman
Kepala surat atau kop surat sangat penting, bermanfaat, dan
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai alat pengenal agar suatu organisasi
atau instansi mudah dikenal oleh masyarakat, yang biasanya memiliki logo khusus
sebagai cirri khas. Kepala surat juga merupakan alat pemberi informasi karena
dalam kepala surat memuat nama organisasi atau instansi, logo, alamat, dan
nomor telepon.
Contoh:
Desa
Pakraman Negara
Br.
Penataran, Kelurahan Batuan, kecamatan Sukawati
2) Badan Pengumuman
Dalam badan pengumuman terdapat beberapa unsur yaitu (1)
salam pembuka, (2) isi pengumuman, dan (3) bagian kaki pengumuman. Berikut
dibahas satu persatu.
a) Salam Pembuka
Salam pembuka adalah bagian surat yang berupa kata pembukaan
untuk mengawali pembicaraan melalui surat seperti halnya seseorang yang
mengawali pidatonya. Salam pembuka ini berfungsi sebagai tanda hormat penulis
sebelum memulai berbicara, juga sebagai sarana menjaga dan memelihara hubungan,
dan juga sebagai mengenal watak atau sifat seseorang.
Contoh:
Om Swastyastu,
‘Ya Tuhan semoga ada dalam kebahagiaan,’
b) Isi Pengumuman
Isi pengumuman biasanya terdiri atas
tiga bagian sebagai berikut.
1.
Kalimat Pembuka atau Pendahuluan
Kalimat pembuka atau pendahuluan adalah kata-kata atau
kalimat yang digunakan untuk mengantarkan isi suatu pembicaraan melalui pengumuman.
Kaimat pembuka atau pendahuluan berfungsi untuk mengantarkan isi pengumuman
(pokok masalah) yang sesungguhnya agar si penerima mengetahui alasan surat
tersebut dan menarik perhatian pembaca terhadap isi pokok pengumuman.
Contoh:
Atur piuning titiang majeng ring ida
dane sameton sareng sinamian, mungguing usaba desa jaga kamargiang sakadi
dudonan ring sor puniki.
‘Pengumuman saya kepada semua warga, tentang usaba
desa akan dilaksanakan sesuai dengan urutan di bawah ini.’
2.
Isi Sesungguhnya
Bagian ini memuat segala sesuatu yang akan disampaikan
penulis secara lengkap. Melalui isi pengumuman inilah si pembaca mengetahui
semua maksud dan tujuan pengumuman itu.
Untuk menyusun pengumuman yang baik, maka teknik penulisan
pengumuman ini perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.
a.
Membuat
urutan-urutan maksud yang hendak disampaikan.
b. Menetapkan dalam satu alinea maksud
dan tuuan yang disampaikan.
c.
Menghindari
pemakaian kalimat yang kurang efektif misalnya singkatan atau akronim.
d.
Memahami bentuk
pengumuman dan penulisannya.
Pengumuman yang akan dibuat hendaknya
harus singkat dan jelas agar tidak mengacaukan maksud utama dari penyampaian
pengumuman tersebut.
Contoh:
a.
Patabuhan Usaba saha caru ring rahina Anggara Kliwon
Kulantir tanggal 27 Januari 2009, kalanturang nedunang Ida Bhatara
Mayang-mayang ring tapakan palinggih.
b.
Puncak karya (Usaba) ring rahina Sukra Pon Kulantir tanggal
30 Januari, wengine Ida Bhatara katuran masineb.
c.
Mantuk ring para pamedek galah maturan sampun dados saking
Buda Umanis Kulantir tanggal 28 Januari 2009.
d. Menawi wenten ida dane ayat pacang
mendak nuntun (ngajar-ajar) tunas titiang mangda nenten ngamargiang ring wuku
Kulantir saking tanggal 25 kantos 31 Januari 2009 duaning galahe kosek pisan. (Kinten, 2009:67)
3.
Kalimat Penutup
Kalimat penutup merupakan bagian akhir isi pengumuman, yang
berfungsi sebagai kunci untuk mengakhiri isi pengumuman. Kata penutup dapat
berisi kesimpulan, penegasan, permintaan maaf, harapan, atau yang lainnya yang
berkaitan dengan hal yang telah disampaikan sebelumnya.
Contoh:
Asapunika atur piuning titiang
mangdane ida dane sameton sinamian prasida tatas uning, tur nenten lali titiang
ngaturang suksmaning manah.
‘Demikian pengumuman saya agar semua warga mengetahuinya,
tidak lupa saya ucapkan terima kasih.’
3) Bagian Kaki
Bagian kaki pengumuman terdapat salam penutup, di mana salam
penutup ini harus disesuaikan dengan salam pembuka, selain itu bagian kaki
pengumuman memuat tentang nama kota tempat pengumuman dikeluarkan, tanggal,
bulan, tahun dikeluarkan, nama penanda tangan, serta jabatan penanda tangan.
Contoh:
Om Santih, Santih, Santih Om,
‘Ya Tuhan semoga damai, damai, damai,’
Sukawati, 20 Januari 2009
Bendesa Adat Desa Pakraman Negara
Ttd
(Tjokorda Gde Agung Astawa Putra)
Sesuai dengan nama suratnya, yaitu
pengumuman, kata pengumuman selalu dipakai baik sebagai judul maupun perihal.
Namun pada umumnya kata pengumuman sering dipakai sebagai judul. Apabila kata
pengumuman dipakai sebagai judul, maka seluruh kata ditulis dengan huruf besar
(Finoza, 1995:106-107).
3 Sasaran
Pengumuman
Sasaran pengumuman adalah orang yang memiliki kepentingan dengan isi dari
pengumuman itu. Sasaran pengumuman ini biasanya tidak diketahui dengan pasti
berapa jumlahnya dan disesuaikan dengan isi dan tujuan dari pengumuman ini.
Dalam penelitian ini Sasaran dari pengumuman yang akan dibuat adalah semua
siswa dan para guru di SMK PGRI 1 Denpasar.
Media Yang
Digunakan
Media yang digunakan dalam sebuah pengumuman harus disesuaikan dengan sasaran
pengumuman agar informasi yang disampaikan dalam sebuah pengumuman dapat
tersampaikan kepada semua sasarannya. Media yang digunakan tergantung pada apa,
siapa, dan di mana sasarannya.
Apabila sasaran dari pengumuman itu masih berada dalam satu lingkungan yang
sama, maka pengumuman cukup dipasang pada pengumuman yang telah disediakan,
misalnya pengumuman untuk siswa dalam satu lingkungan sekolah, misalnya
pengumuman tentang kegiatan kerja bakti, maka pengumuman ini cukup dipasang di
lingkungan sekolah itu saja. Namun, apabila sasaran dari pengumuman ini
menyangkut kepentingan orang banyak, maka dapat dimuat lewat media cetak
seperti koran dan majalah. Selain itu pengumuman juga dapat diumumkan melalui
media elektronik seperti TV, radio, bahkan saat ini banyak pengumuman di muat
dalam media yang lebih canggih seperti internet. Pengumuman yang akan dibuat
oleh siswa yaitu pengumuman susunan kegiatan menyambut hari upacara melaspas
sekolah akan dipasang pada papan pengumuman.
5 Bahasa
Pengumuman
Bahasa yang digunakan dalam sebuah pengumuman resmi haruslah bahasa yang baik,
jelas, dan teratur. Yang dimaksud dengan bahasa yang baik tidak berarti bahwa
pengumuman itu harus mempergunakan gaya bahasa yang penuh kiasan, tetapi
sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan
hubungan yang baik antara satu kata dan kata lain, antara satu kalimat dan
kalimat lain.
Menurut sasarannya bahasa dapat dibedakan dalam ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis. Bahasa lisan memiliki intonasi lengkap, yang tidak dapat
dituliskan dalam bahasa tulis. Di samping itu, dalam bahasa lisan pengertian,
makna kata atau makna kalimat dibantu oleh situasi, ekspresi, dan gerak maupun
isyarat, sedangkan bahasa tulis cenderung lebih cermat, dan fungsi-fungsi
gramatikal yang lebih baik. Hal ini dilatarbelakangi setidaknya oleh dua hal,
yaitu tidak adanya kontak langsung yang memungkinkan adanya pengulangan dan
tidak adanya pendukung pemahaman yang berupa ekspresi dan gerak atau isyarat.
Bahasa yang digunakan dalam pengumuman adalah bahasa tulis dan apabila
pengumuman ini bersifat resmi, harus menggunakan bahasa yang baku. Bahasa baku
merupakan salah satu ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi
resmi atau formal, baik lisan maupun tulisan, yang pada umumnya mengacu pada
orang terdidik atau terpelajar. Bahasa pengumuman harus jelas dan lugas. Bahasa
yang jelas adalah bahasa yang tidak memberi peluang untuk ditafsirkan atau
diartikan secara berbeda sehingga gagasan dapat dialihkan secara tepat dan
akurat kepada pembaca. Artinya, semua pembaca dapat menafsirkan atau menangkap
pesan yang sama dalam pengumuman itu. Ketidakjelasan atau penafsiran yang
berbeda ini dapat disebabkan oleh kesalahan ejaan dan ketidakrapian penataan
kalimat. Bahasa yang lugas adalah bahasa yang sederhana, memakai kalimat yang
padat, hemat, namun tetap mengandung makna yang lengkap dan tidak ada unsur
penting yang dihilangkan sehingga informasi dapat tersampaikan dengan jelas.
Selain itu, pengumuman harus menggunakan kalimat efektif, yaitu kalimat yang
singkat, padat, dapat menyampaikan pesan dengan tepat, dan dapat dipahami
secara tepat pula. Dalam penulisan pengumuman juga harus memperhatikan
tanda baca yang dipergunakan karena tanda baca ini mempengaruhi intonasi
pembacaan sehingga pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan baik dan
benar.
Bahasa juga memiliki variasi menurut daerah, yang disebut dengan ragam daerah,
yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Variasi bahasa berdasarkan
pemakaian bahasa disebut ragam bahasa (Kridalaksana dkk, 1985:2) variasi itu
timbul karena penutur memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan
kondisi sosialnya. Bahasa yang akan digunakan dalam penulisanpengumuman ini
adalah bahasa Bali berhuruf latin. Karena itu, penulisan pengumuma ini harus
sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Bali dengan menggunakan huruf latin.
Dalam bahasa Bali kita mengenal adanya anggah-ungguhing
bahasa Bali, yaitu suatu pedoman dalam berbahasa Bali. Pengumuman ini bersifat
resmi. Oleh karena itu pengumuman seharusnya menggunakan bahasa alus. Dalam anggah-ungguhing bahasa Bali, kita
mengenal adanya empat tingkatan bahasa, yaitu bahasa kasar, bahasa andap,
bahasa madia dan bahasa alus (Suwija, 2006:11).
Bahasa pengumuman hendaknya menggunakan bahasa Bali alus. Bahasa alus adalah
tingkatan bahasa yang paling tinggi atau sangat hormat, biasanya bahasa ini
digunakan dalam situasi resmi (rapat, pertemuan, dan lannya). Bahasa alus ini mengedepankan sopan-santun. Hal
ini terjadi karena adanya pelapisan-pelapisan dalam strata sosial masyarakat
suku Bali, secara konseptual bahasa alus ini dapat dibedakan atas tiga bagian
yaitu bahasa alus singgih, bahasa alus sor, dan bahasa alus mider (Suwija, 2006:14).
Bahasa alus singgih adalah tingkatan
bahasa bali alus atau hormat yang hanya dapat digunakan oleh pembicara untuk
menghormati atau memuliakan orang yang patut dihormati atau dimuliakan, baik
kepada lawan bicara maupun orang atau objek yang dibicarakan.
Contoh:
Dumadak Ida Sang Hyang Widhi asung kerta
wara nugraha.
Terjemahan:
”Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat”.
Bahasa alus sor adalah tingkatan
bahasa Bali alus atau normal yang mengenai diri sendiri atau digunakan untuk
merendahkan diri sendiri dan juga orang lain atau objek yang dibicarakan yang
patut direndahkan atau bisa juga karena status sosialnya dianggap lebih rendah
dari orang yang diajak bicara.
Contoh:
Inggih wantah aspunika atur piuning
titian.
Terjemahan:
”Demikian pengumuman saya”.
Bahasa alus mider adalah tingkatan
bahasa Bali alus atau hormat yang memiliki nilai rasa tinggi atau hormat yang
dapat digunakan untuk golongan bawah dan juga golongan atas, dan sering dipakai
berbicara di dalam peparuman (rapat
adat), atau berbicara pada orang banyak.
Contoh:
Ida dane sinamian ngiring kawitin
peparuman mangkin.
Terjemahan:
”Saudara-saudara semua mari kita mulai rapat hari ini”.
Bahasa pengumuman harus disesuaikan dengan anggah-ungguhing
bahasa Bali, kepada sasaran pengumuman itu ditujukan, tujuan pengumuman dan
situasi (tempat dan waktu peristiwa bahasa) dan sesuai dengan tata krama
berbahasa.
Bentuk
Pengumuman
Bentuk pengumuman adalah tata letak atau pemosisian bagian-bagian surat
tertentu dari sebuah pengumuman sesuai dengan fungsi dan perannya, terutama
sebagai sebuah petunjuk atau sebagai identifikasi dalam membaca pengumuman
tersebut. Pengumuman merupakan salah satu jenis surat yang bersifat resmi, jadi
bentuk pengumuman harus disesuaikan dengan bentuk surat resmi (Sabariyanto,
1998:174).
Bentuk surat
resmi pada instansi-instansi di Indonesia ada tiga macam variasi sebagai
berikut.
1)
Bentuk resmi
Indonesia variasi I (bentuk lama)
2)
Bentuk resmi
Indonesia variasi II (setengah lurus)
3)
Bentuk resmi
Indonesia variasi III (lurus)
Adapun bentuk pengumuman yang dirujuk
oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa adalah bentuk variasi II, yaitu
bentuk setengah lurus sebagai bentuk resmi variasi baru (Arifin, 1987:45).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar