Laman

Terima Pendaftaran Admin Blog ini, buat update artikel apa aja, Bebas!!.. Hubungi Facebook (Pesan) facebook.com/davidrakafajri

Pemicu Seorang Pria Menjadi Gay



Fenomena keberadaan gay, lesbian, dan biseksual di tengah-tengan masyarakat sebenarnya sudah ada sejak lama. Faktor sosial-lah yang ditengarai menjadi pemicu utama seorang pria menjadi gay.
Psikolog Henny E Wirawan MHum Psi menjelaskan, seseorang menjadi gay disebabkan oleh berbagai macam faktor. Tapi kalau dikelompokkan terbagi dua, penyebab biologis dan sosial.

”Penyebab biologis terlihat dari perbedaan struktur otak. Struktur otak bagian kiri dan kanan dari laki-laki heterogen sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Sedangkan pada laki-laki gay antara otak bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal pemisahannya,” ulas Henny.

Selain faktor itu, kata Henny, ada juga teori mengenai faktor keturunan dalam keluarga yang gay. Seseorang yang gay ada kemungkinan memiliki anggota keluarga (kakek atau paman) yang berorientasi seksual serupa dengannya.

”Dari berbagai penelitian, penyebab biologis ternyata merupakan penyebab tidak dominan,” tambahnya. Dan dari berbagai faktor yang memengaruhi seseorang menjadi gay, Henny menyebut bahwa faktor sosial-lah yang paling dominan menjadikan seorang pria menjadi gay.

”Seseorang mengalami pola asuh keliru atau pengalaman buruk di masa lalu -disebabkan kekerasan seksual, penelantaran, dan ibu yang dominan- menjadi pemicu seseorang menjadi gay. Mereka yang lama bergaul dalam suatu komunitas gay juga kemungkinan besar menjadi gay, seperti kebanyakan orang lain di dalam lingkungannya,” terangnya secara rinci.

Selain itu, katanya lagi, seorang pria menjadi gay juga disebabkan karena gabungan dari faktor pengasuhan yang salah dan faktor keturunan.

”Ada kemungkinan juga terjadi kombinasi antara faktor pengasuhan dan keturunan. Barangkali secara genetik dia sudah memiliki potensi homoseksual yang lebih besar, ditambah dengan pengasuhan yang keliru, maka kemungkinan menjadi gay (berorientasi seksual sejenis dengan lelaki lainnya) akan bertambah besar,” papar wanita yang suka berselancar di dunia maya ini. Meski gay kerap berada di sekitar kita, namun Henny menyarankan untuk tidak mengasingkan mereka.

”Buat orang-orang yang meyakini bahwa gay adalah salah satu orientasi seksual semata, maka mereka akan berpendapat bahwa gay itu bukanlah penyakit, jadi tidak perlu disembuhkan. Menjadi gay hanyalah pilihan, serupa dengan orang lain yang berorientasi heteroseksual. Akan tetapi kondisi itu tidak mudah bagi gay yang berada di Indonesia, biasanya mereka akan mengalami penolakan atau tindak diskriminasi,” kata Henny.

Wanita yang hobi membaca ini menegaskan, ”Kelompok heteroseksual tidak boleh meminggirkan mereka yang berorientasi homoseksual. Akan tetapi di negara yang sangat kuat tata aturan dan norma keagamaannya ini, barangkali orang-orang terdekat dapat mengajak anggota keluarganya yang gay untuk bertukar pikiran terlebih dahulu dan tidak melakukan tindak permusuhan terhadap mereka yang gay. Semoga saja dari hasil diskusi ada langkah-langkah yang taktis untuk menangani anggota keluarganya yang berorientasi seksual gay.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar